BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK
JALANAN
MAKALAH
Di
Susun Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Psikologi Konseling
Dosen
Pengampu : Dra. Maryatul Qibtiyah, M. Pd
Di
Susun Oleh:
Riza
Azizatul Maghfiroh (101111036)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2012
BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK JALANAN
I.
PENDAHULUAN
Fenomena anak jalanan di Indonesia
adalah hal yang harus ditanggapi secara serius karena anak jalanan juga calon
pemimpin masa depan kita. Anak jalanan adalah seseorang
yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan
sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk
mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan
fisik atau mental dari lingkunganya. Umumnya mereka berasal dari keluarga yang
ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan
jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang,
sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya
berperilaku negatif. Jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun di Negara ini semakin membumi hampir di setiap
kota-kota. Mereka mencari nafkah dengan cara mengemis, mengamen, berdagang
asongan, menyewakan payung, sampai mencari barang rongsokan.
Di berbagai sudut kota, sering terjadi, anak jalanan harus bertahan hidup
dengan cara-cara yang secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima
masyarakat umum, sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk
membantu keluarganya. Mereka pula terkadang dicap sebagai penganggu ketertiban
dan membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia atau penggarukan
bukan lagi hal yang mengagetkan mereka.
II.
PERMASALAHAN
1. Apa ynag dimaksud anak jalanan?
2. Bagaimana kehidupan anak jalanan?
3. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi
anak-anak terjerumus dalam kehidupan anak jalanan?
4. Bagaimana psikologis anak jalanan?
5. Bagaimana upaya untuk menangani anak
jalanan?
III.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Anak Jalanan
Anak
jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis)
yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan
kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang
terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Berdasarkan
hasil penelitian, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok
(surbakti dkk. (eds.) 1997).
Pertama, children on the street, yakni anak-anak
yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih
mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka.sebagian penghasilan
mereka di jalan diberikan kepada orang tuanya.
Kedua, children of the street, yakni anak-anak
yang berpartisipasi penuh di jalanan,
baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa di antara mereka masih mempunyai
hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu.
Ketiga, children from families of the street, yakni
anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan.[1]
Sebagai
makhluk social, anak jalanan juga melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Interaksi ini melibatkan hubungan
resprokal di mana tingkah laku anak jalanan akan mendapatkan reaksi dari
lingkungan tersebut demikian sebaliknya pada kenyataan perlu kita perhatikan
akan terlihat bahwa ternyata anak jalanan telah membentuk komunitas sendiri yang
berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
Hidup berkelompok memiliki jaringan kerja sendiri, peraturan yang di sepakati,
norma-norma tersendiri, yang cenderung memisahkan diri dari kelompok yang
lainnya. Terutama dengan masyarakat, merupakan karakteristik yang khas dari
anak jalanan. Tempat tinggal mereka biasanya berada dalam suatu lokasi tertentu
dan juga terdapat kelompok masyarakat (lumpen) seperti gelandangan, pengemis, pengamen
serta kaum miskin kota lainnya.
2. Kehidupan anak jalanan
Untuk
bertahan hidup di tengah kehidupan kota yang keras, anak-anak jalanan biasanya
melakukan berbagai pekerjaan di sektor informal, baik yang legal maupun yang
ilegal di mata hukum. Anak jalanan yang sering kali dikatakan orang sebagai
alat pencari uang bagi kaum premanisme ternyata mempunyai hak dan kewajiban.
Mereka yang selama ini hidup menyendiri berteman dengan sesama anak jalanan membuat mereka lupa bahkan sengaja
dilupakan untuk mendapatkan hak-hak itu berbagai harapan ketika mereka hidup di
dunia ini menjadi sesuatu yang sulit bahkan kecil kemungkinan untuk didapat,
berbeda dengan anak-anak yang hidup serba berkecukupan mereka mampu dan pasti
mendapatkan apa yang mereka inginkan dan impian mereka pun dapat terwujud
meskipun tidak banyak. Itu lah yang membedakan kehidupan anak-anak pinggiran
dengan anak-anak mewah. Padahal anak-anak jalanan butuh yang dinamakan
pendidikan. Jadi tidak hanya mereka yang punya uang saja yang bias sekolah tapi
bagi mereka yang punya harapan terkecil pun ingin seperti anak lainnya.
Kenyataannya apakah mereka bisa begitu, apakah uang yang kita bayarkan dan kita
anggap pajak bahkan subsidi benar-benar untuk mereka. Mereka yang punya hak
sama seperti kita apa bisa sama dengan kita mendapat apa yang kita dapat. Jelas
mereka butuh dan mau apa yang kita lakukan dan inginkan selama ini. [2]Perilaku
atau gaya hidup anak kalah merisaukan adalah, mereka umumnya sudah aktif secara
seksual dalam usia yang terlalu dini, sehingga risiko kehamilan pada anak
perempuan dan penularan PMS (penyakit
menular seksual) sangat tinggi, terutama karena mereka cenderung berganti-ganti
pasangan. Menururt Mohammad Farid (1998), tantangan kehidupan yang mereka
hadapi pada umumnya memang berbeda dengan kehidupan normatif yang ada di
masyarakat. Dalam banyak kasus, anak jalanan sering hidup dan berkembang di
bawah tekanan dan stigma atau cap sebagai penganggu ketertiban. Anak-anak yang
hidup di jalanan, mereka bukan saja rawan dari ancaman tertabrak kendaraan,
tetapi acap kali juga rentan terhadap serangan penyakit akibat cuaca yang tak
bersahabat atau kondisis lingkungan yang buruk seperti tempat pembuangan
sampah. Di kalangan anak-anak yang hidup di jalanan, memang kisah-kisah yang
menyedihkan dan terkadang menguras air mata adalah hal yang biasa terjadi
sehari-hari. Eksploitasi dan ancaman kekerasan merupakan dua hal yang terkadang
sekaligus di alami dan terpaksa dirasakan anak jalanan.[3]
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
anak-anak terjerumus dalam kehidupan anak jalanan
Sesungguhnya
ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak terjerumus dalam kehidupan di
jalanan, seperti:
a. Kesulitan keuangan keluarga atau
tekanan kemiskinan
b. Ketidakharmonisan rumah tangga orang
tua
c. Masalah khusus menyangkut hubungan
anak dengan orang tua[4]
d. Ingin bebas
e. Pengaruh teman
Persoalan
yang kemudian muncul adalah anak-anak jalanan pada umumnya berada pada usia
sekolah, usia produktif, mereka mempunyai kesempatan yang sama seperti
anak-anak yang lain, mereka adalah warga negara yang berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan, tetapi disisi lain mereka tidak bisa meninggalkan
kebiasaan mencari penghidupan dijalanan.[5]
4. Psikologi
anak jalanan
Psikologis anak
jalanan terganggu karena permasalahan yang kerap dihadapi anak-anak tersebut
sangat kompleks. Bukan hanya sekedar anak jalanan, tetapi kemampuan
intelektualnya pun sangat rendah dibanding anak-anak seusianya,” tukas Oktri
Lia Frida, S.Psi MP.Si, Psikolog dari Dinkes Kota Surabaya. Gangguan psikologis
ini dikarenakan anak-anak jalanan sangat dekat dengan kekerasan. ”Mereka sangat
dekat dengan kekerasan, mulai dari keluarganya yang KDRT (kekerasan Dalam Rumah
Tangga), terabaikan, tidak disekolahkan, ataupun kehidupannya yang tidak layak.
Secara kelayakan mereka tidak mendapatkannya, untuk itu mereka mengamen di
jalanan dan uangnya untuk makan, kata psikolog Oktri.
5.
Upaya menangani anak jalanan
Anak jalanan
pada dasarnya adalah anak-anak marginal di perkotaan yang mengalami proses
dehumanisasi. Mereka bukan saja harus mampu bertahan hidup dalam suasana
kehidupan kota yang keras, tidak bersahabat dan tidak kondusif bagi proses
tumbuh kembang anak. Tetapi, lebih dari itu mereka juga cenderung dikucilkan
masyarakat, menjadi objek pemerasan berbagai pihak seperti sesama teman, preman
atau oknum aparat, sasaran eksploitasi, korban pemerkosaan, dan segala bentuk
penindasan lainnya. Untuk menangani permasalahan anak jalanan haru sdiakui
bukanlah hal yang mudah. Selama ini, berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan,
baik oleh LSM, pemerintah, organisasi profesi, dan sosial maupun Orang per
orang untuk membnatu anak jalanan keluar atau paling tidak sedikit mengurangi
penderitaan mereka. Namun, karena semuanya dilakukan secara temporer,
segmenter, dan terpisah, maka hasilnya pun kurang menjadi kurang maksimal.
Agar penanganan
dan upaya perlindungan dan pemberdayaan pada anak-anak jalanan dapat memberikan
hasil yang lebih baik, yang dibutuhkan adalah kesediaan semua pihak untuk duduk
bersama, berdiskusi untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi anak-anak jalanan,
dan kemudia merumuskan program intervensi yang tepat sasaran dan sekaligus
melakukan pembagian kerja yang lebih terkoordinasi. [6]
Menurut Tata
Sudrajat (1996), selama ini beberapa pendekatan yang biasa dilakukan oleh LSM
dalam penanganan anak-anak jalanan adalah sebagai berikut:
a.
Street based, yakni model
penanganan anak jalanan di tempat anak jalanan itu berasal atau tinggal,
kemudian para street educator datang
kepada mereka: berdialog, mendampingi mereka bekerja, memahami dan menerima
situasinya, serta menempatkan diri sebagai teman.
b.
Centre based, yakni
pendekatan dan penanganan anak jalanan di lembaga atau panti. Anak-anak yang
masuk dalam program ini ditampung dan diberikan pelayanan di lembaga atau panti
seperti pada malam hari diberikan makanan dan perlindungan, serta perlakuan
yang hangat dan bersahabat dari pekerja sosial.
c.
Community
based, yakni model penanganan yang melibatkan seluruh potensi
masyarakat, terutama kelurga atau orang tua anak jalanan. Pendekatan ini
bersifat preventif, yakni mencegah anak agar tidak masuk dan terjerumus dalam
kehidupan di jalanan. Keluarga diberikan kegiatan penyuluhan tentang pengasuhan
anak dan upaya untuk meningkatkan taraf hidup, sementara anak-anak mereka
diberi kesempatan memperoleh pendidikan formal maupun informal, pengisian waktu
luang, dan kegiatan lainnya yang bermanfaat. Pendekatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat agar sanggup melindungi,
mengasuh, dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya secara mandiri.
Berbagai
pendekatan yang telah diuraikan di atas, tidak berarti satu pendekatan yang ada lebih baik dari pendekatan yang
lain. Pendekatan mana yang dipilih dan lebih tepat, akan banyak ditentukan oleh
kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapi anak jalanan.[7]
Kasus-kasus
penggusuran , pelarangan, penangkapan, pemukulan yang menimpa anak-anak jalanan
juga menjadi bukti bagaimana pembangunan memenangkan struktur formal yang
bermodal dan mampu membayar pajak kepada negara, sehingga public space of economy dikuasai dan dimonopoli oleh struktur
formal. Selain itu formalisasi juga ditampilkan melalui praktek-praktek yang
sama dengan legitimasi nilai bahwa pembangunan hanya akan berjalan akibat
kontribusi sektor formal. Sementara sektor informal, dimana anak-anak jalanan
tumbuh dan berkembang, sekali lagi dianggap sebagai sesuatu yang tidak
menguntungkan. Potret pembangunan memang deskriminatif dalam memberlakukan sektor
informal, baik karena logika ekonomi yang dianut maupun karena legitimasi nilai
formal yang melatarinya. Ada banyak perangkat nilai, norma ataupun hukum yang
selalu digunakan untuk mencari pembenaran terhadap tindakan itu, bisa Perda,
Program kebersihan dan ketetiban, peraturan penertiban, atau nilai-nilai sosial
diskriminatif lainnya. Hukum-hukum tersebut
tidak mampu dihadapi oleh bocah-bocah kecil yang tidak mempunyai kekuasaan.
Dari urutan di
atas dapat dilihat betapa kompleksnya masalah anak jalanan ini sehingga
penanggulan anak jalanan ini tidak hanya dapat dilakukan secara efektif bila
semua pihak tidak ikut melakukannya seperti pemerintah, LSM, masa media,
individu-individu dan organisasi-organisasi keagamaan.
Penanggulangan anak jalanan ini juga bisa dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1.
Melalui proram aksi langsung
Program ini biasanya ditujukan kepada kelompok
sasarannya yaitu para anak jalanan, misalnya saja memberikan pendidikan
non-formal, peningkatan pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan. Tipe
pekerjaan ini biasanya yang dilakukan oleh LSM-LSM.
2.
Program peningkatan kesadaran
masyarakat
Aktivitas program ini untuk menggugah
masyarakat untuk mulai tergerak dan peduli terhadap masalah anak jalanan.
Kegiatan ini dapat berupa penerbitan bulletin, poster, buku-buku, iklan layanan
masyarakat di TV, program pekerja anak di radio dan sebagainya.[8]
Kalau diperinci
satu per satu barang kali ada puluhan atau bahkan ratusan masalah yang dihadapi
anak-anak jalanan. Namun, ada delapan masalah prioritas anak jalanan yang
mendesak untuk segera ditangani oleh beberapa pihak. Kedelapan masalah pokok
tersebut adalah:
a.
Gaya hidup dan perilaku anak jalanan
yang acap kali membahayakan dan mengancam keselamatan diri sendiri, seperti ngelem, seks bebas, kebiasaan berkelahi,
dan sebagainya.
b.
Ancaman gangguan kesehatan
c.
Minat dan kelangsungan pendidikan anak
jalanan yang relatif rendah dan terbatas
d.
Kondisi ekonomi dan latar belakang
kehidupan sosial-psikologis orang tua yang relatif miskin dan kurang harmonis
e.
Adanya bentuk intervensi dan sikap
sewenang-wenang dari pihak luar terhadap anak jalanan, baik atas nama hukum
karen aulah preman yang mencoba mengambil manfaat dari keberadaan anak jalanan
f.
Adanya kekeliruan persepsi dan sikap prejudice sebagian masyarakat terhadap
keberadaan anak jalanan
g.
Adanya sebagian anak jalanan yang
tengah menghadapi masalah khusus, baik kaibat ulahnya yang terencana, maupun
karena ketidaktahuan terhadap bahaya dari sebuah tindakan tertentu, seperti
hamil dalam usia yang terlalu dini akibat seks bebas
h.
Mekanisme koordinasi dan sistem
kelembagaan penanganan anak jalanan yang belum berkembang secara mantap, baik
antara pemerintahan dengan LSM maupun persoalan intern diantara lembaga itu
sendiri.[9]
Bahwa bimbingan
untuk anak jalanan itu mengunakan Pendekatan yang dipilih dan lebih tepat
dengan masalah yang di hadapi oleh anak jalanan. Sebaiknya kalau menangani anak
jalanan itu langsung terjun langsung di tempat tinggal anak-anak jalanan
tinggal, kerena dengan terjun langsung kita bisa mengetahui masalah yang
dihadapi anak jalanan tersebut, karena masalah anak jalanan itu tidak sama.
Jadi itu lebih penting untuk menagani anak jalanan.
IV.
KESIMPULAN
Anak
jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik
dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya
yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Berdasarkan
hasil penelitian, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok
(surbakti dkk. (eds.) 1997) yaitu children
on the street, children of the street,
children from families of the street.
anak
jalanan sering hidup dan berkembang di bawah tekanan dan stigma atau cap
sebagai penganggu ketertiban. Anak-anak yang hidup di jalanan, mereka bukan
saja rawan dari ancaman tertabrak kendaraan, tetapi acap kali juga rentan
terhadap serangan penyakit akibat cuaca yang tak bersahabat atau kondisis
lingkungan yang buruk seperti tempat pembuangan sampah. Di kalangan anak-anak
yang hidup di jalanan, memang kisah-kisah yang menyedihkan dan terkadang
menguras air mata adalah hal yang biasa terjadi sehari-hari. faktor yang
menyebabkan anak-anak terjerumus dalam kehidupan di jalanan, seperti:
a. Kesulitan keuangan keluarga atau
tekanan kemiskinan
b. Ketidakharmonisan rumah tangga orang
tua
c. Masalah khusus menyangkut hubungan
anak dengan orang tua
d. Ingin bebas
e. Pengaruh teman
Penanganan anak jalanan bisa dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a) Melalui program aksi langsung
b)
Program peningkatan kesadaran
masyarakat
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah ini kami buat, kami sadar makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesemurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga mkalah ini dapat berguna dan
menambah wawasan keilmuan kita.
DAFTAR
PUSTAKA
http:
//research.amikom.ac.id/indekx.php/DMI/article/view/4926, 20 April 2012,
(13.00)
http://anjal.blogdrive.com/archive//11.html,
20 April 2012, (13.00)
Suyanto,
Bagong, Masalah Anak Sosial, Jakarta:
Kencana, 2010
www.anneahira.com/anak-jalanan-13754.htm, 20 April 2012, (13.00)
[1]
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, Jakarta:
Kencana, 2010, hlm. 186-187
[2] http:
//research.amikom.ac.id/indekx.php/DMI/article/view/4926, 20 April 2012,
(13.00)
[3] Op.cit. Bagong Suyanto, hal. 194-196
[4] Ibid, Bagong Suyanto, hal. 196
[6]
Op.Cit. Bagong Suyanto, hal. 198-199
[7]
Ibid, Bagong Suyanto, hal. 200-202
[9] Op.
Cit, Bagong Suyanto, hal. 203
permisi dan salam kenal
BalasHapusdan juga saya mohon ijin untuk mengkopi sedikit dari banyak tulisan berjudul bimbingan dan konseling anak jalanan. dengan ijinnya semoga mbak dimudahkan riskinya amiinnn..
salam kenal juga. . . .
Hapusamin. . .
ok g'pa2 semoga bermanfaat,,,
qta harus saling membantu maz...
BalasHapusSelamat Datang di Website OM AGUS
Izinkan kami membantu anda
semua dengan Angka ritual Kami..
Kami dengan bantuan Supranatural
Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat
Mengagumkan…Bisa Menerawang
Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore
Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti
Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..
dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!!,hb=085-399-278-797
Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual
Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar
dengan sangat Membutuhkan
Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus
OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya
dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!
Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini
1. Di Lilit Hutang
2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang
Jangan Anda Putus Asa…Anda udah
berada Di blog yang sangat Tepat..
Kami akan membantu anda semua dengan
Angka Ritual Kami..Anda
Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya
Saja… Jika anda Membutuhkan Angka Ghoib
Hasil Ritual Dari=OM AGUS, 2D,3D,4D
di jamin Tembus 100% silahkan:
Hub : (OM AGUS)
(085-399-278-797)
Adapun Besar Pergantian
Biayanya tergantung Paket Yang kami berikan
TERIMA KASIH
BalasHapusMY BLOG
MY CAMPUS
Fatma widya ningrum Fatma.wn08@gmail.com Blog.binadarma.ac.id/ay_ranius/