Senin, 21 Mei 2012

BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK JALANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK JALANAN

MAKALAH
Di Susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Konseling
Dosen Pengampu : Dra. Maryatul Qibtiyah, M. Pd







Di Susun Oleh:
Riza Azizatul Maghfiroh          (101111036)



FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012


BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK JALANAN
I.              PENDAHULUAN
Fenomena anak jalanan di Indonesia adalah hal yang harus ditanggapi secara serius karena anak jalanan juga calon pemimpin masa depan kita. Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku  negatif.  Jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun di  Negara ini semakin membumi hampir di setiap kota-kota. Mereka mencari nafkah dengan cara mengemis, mengamen, berdagang asongan, menyewakan payung, sampai mencari barang rongsokan. Di berbagai sudut kota, sering terjadi, anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara yang secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum, sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu keluarganya. Mereka pula terkadang dicap sebagai penganggu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia atau penggarukan bukan lagi hal yang mengagetkan mereka.

II.           PERMASALAHAN
1.      Apa ynag dimaksud anak jalanan?
2.      Bagaimana kehidupan anak jalanan?
3.      Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi anak-anak terjerumus dalam kehidupan anak jalanan?
4.      Bagaimana psikologis anak jalanan?
5.      Bagaimana upaya untuk menangani anak jalanan?

III.        PEMBAHASAN
1.    Pengertian Anak Jalanan
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Berdasarkan hasil penelitian, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok (surbakti dkk. (eds.) 1997).
Pertama, children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka.sebagian penghasilan mereka di jalan diberikan kepada orang tuanya.
Kedua, children of the street, yakni anak-anak yang  berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa di antara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu.
Ketiga, children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan.[1]
Sebagai makhluk social, anak jalanan juga melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Interaksi ini melibatkan  hubungan resprokal di mana tingkah laku anak jalanan akan mendapatkan reaksi dari lingkungan tersebut demikian sebaliknya pada kenyataan perlu kita perhatikan akan terlihat bahwa ternyata anak jalanan telah membentuk komunitas sendiri yang berbeda dengan anak-anak  pada umumnya. Hidup berkelompok memiliki jaringan kerja sendiri, peraturan yang di sepakati, norma-norma tersendiri, yang cenderung memisahkan diri dari kelompok yang lainnya. Terutama dengan masyarakat, merupakan karakteristik yang khas dari anak jalanan. Tempat tinggal mereka biasanya berada dalam suatu lokasi tertentu dan juga terdapat kelompok masyarakat (lumpen) seperti gelandangan, pengemis, pengamen serta kaum miskin kota lainnya.
2.    Kehidupan anak jalanan
Untuk bertahan hidup di tengah kehidupan kota yang keras, anak-anak jalanan biasanya melakukan berbagai pekerjaan di sektor informal, baik yang legal maupun yang ilegal di mata hukum. Anak jalanan yang sering kali dikatakan orang sebagai alat pencari uang bagi kaum premanisme ternyata mempunyai hak dan kewajiban. Mereka yang selama ini hidup menyendiri berteman dengan sesama anak  jalanan membuat mereka lupa bahkan sengaja dilupakan untuk mendapatkan hak-hak itu berbagai harapan ketika mereka hidup di dunia ini menjadi sesuatu yang sulit bahkan kecil kemungkinan untuk didapat, berbeda dengan anak-anak yang hidup serba berkecukupan mereka mampu dan pasti mendapatkan apa yang mereka inginkan dan impian mereka pun dapat terwujud meskipun tidak banyak. Itu lah yang membedakan kehidupan anak-anak pinggiran dengan anak-anak mewah. Padahal anak-anak jalanan butuh yang dinamakan pendidikan. Jadi tidak hanya mereka yang punya uang saja yang bias sekolah tapi bagi mereka yang punya harapan terkecil pun ingin seperti anak lainnya. Kenyataannya apakah mereka bisa begitu, apakah uang yang kita bayarkan dan kita anggap pajak bahkan subsidi benar-benar untuk mereka. Mereka yang punya hak sama seperti kita apa bisa sama dengan kita mendapat apa yang kita dapat. Jelas mereka butuh dan mau apa yang kita lakukan dan inginkan selama ini. [2]Perilaku atau gaya hidup anak kalah merisaukan adalah, mereka umumnya sudah aktif secara seksual dalam usia yang terlalu dini, sehingga risiko kehamilan pada anak perempuan  dan penularan PMS (penyakit menular seksual) sangat tinggi, terutama karena mereka cenderung berganti-ganti pasangan. Menururt Mohammad Farid (1998), tantangan kehidupan yang mereka hadapi pada umumnya memang berbeda dengan kehidupan normatif yang ada di masyarakat. Dalam banyak kasus, anak jalanan sering hidup dan berkembang di bawah tekanan dan stigma atau cap sebagai penganggu ketertiban. Anak-anak yang hidup di jalanan, mereka bukan saja rawan dari ancaman tertabrak kendaraan, tetapi acap kali juga rentan terhadap serangan penyakit akibat cuaca yang tak bersahabat atau kondisis lingkungan yang buruk seperti tempat pembuangan sampah. Di kalangan anak-anak yang hidup di jalanan, memang kisah-kisah yang menyedihkan dan terkadang menguras air mata adalah hal yang biasa terjadi sehari-hari. Eksploitasi dan ancaman kekerasan merupakan dua hal yang terkadang sekaligus di alami dan terpaksa dirasakan anak jalanan.[3]
3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi anak-anak terjerumus dalam kehidupan anak jalanan
Sesungguhnya ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak terjerumus dalam kehidupan di jalanan, seperti:
a.    Kesulitan keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan
b.    Ketidakharmonisan rumah tangga orang tua
c.    Masalah khusus menyangkut hubungan anak dengan orang tua[4]
d.   Ingin bebas
e.    Pengaruh teman
Persoalan yang kemudian muncul adalah anak-anak jalanan pada umumnya berada pada usia sekolah, usia produktif, mereka mempunyai kesempatan yang sama seperti anak-anak yang lain, mereka adalah warga negara yang berhak mendapatkan pelayanan pendidikan, tetapi disisi lain mereka tidak bisa meninggalkan kebiasaan mencari penghidupan dijalanan.[5]
4.    Psikologi anak jalanan
Psikologis anak jalanan terganggu karena permasalahan yang kerap dihadapi anak-anak tersebut sangat kompleks. Bukan hanya sekedar anak jalanan, tetapi kemampuan intelektualnya pun sangat rendah dibanding anak-anak seusianya,” tukas Oktri Lia Frida, S.Psi MP.Si, Psikolog dari Dinkes Kota Surabaya. Gangguan psikologis ini dikarenakan anak-anak jalanan sangat dekat dengan kekerasan. ”Mereka sangat dekat dengan kekerasan, mulai dari keluarganya yang KDRT (kekerasan Dalam Rumah Tangga), terabaikan, tidak disekolahkan, ataupun kehidupannya yang tidak layak. Secara kelayakan mereka tidak mendapatkannya, untuk itu mereka mengamen di jalanan dan uangnya untuk makan, kata psikolog Oktri.  
5.    Upaya menangani anak jalanan
Anak jalanan pada dasarnya adalah anak-anak marginal di perkotaan yang mengalami proses dehumanisasi. Mereka bukan saja harus mampu bertahan hidup dalam suasana kehidupan kota yang keras, tidak bersahabat dan tidak kondusif bagi proses tumbuh kembang anak. Tetapi, lebih dari itu mereka juga cenderung dikucilkan masyarakat, menjadi objek pemerasan berbagai pihak seperti sesama teman, preman atau oknum aparat, sasaran eksploitasi, korban pemerkosaan, dan segala bentuk penindasan lainnya. Untuk menangani permasalahan anak jalanan haru sdiakui bukanlah hal yang mudah. Selama ini, berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan, baik oleh LSM, pemerintah, organisasi profesi, dan sosial maupun Orang per orang untuk membnatu anak jalanan keluar atau paling tidak sedikit mengurangi penderitaan mereka. Namun, karena semuanya dilakukan secara temporer, segmenter, dan terpisah, maka hasilnya pun kurang menjadi kurang maksimal.
Agar penanganan dan upaya perlindungan dan pemberdayaan pada anak-anak jalanan dapat memberikan hasil yang lebih baik, yang dibutuhkan adalah kesediaan semua pihak untuk duduk bersama, berdiskusi untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi anak-anak jalanan, dan kemudia merumuskan program intervensi yang tepat sasaran dan sekaligus melakukan pembagian kerja yang lebih terkoordinasi. [6]
Menurut Tata Sudrajat (1996), selama ini beberapa pendekatan yang biasa dilakukan oleh LSM dalam penanganan anak-anak jalanan adalah sebagai berikut:
a.    Street based, yakni model penanganan anak jalanan di tempat anak jalanan itu berasal atau tinggal, kemudian para street educator datang kepada mereka: berdialog, mendampingi mereka bekerja, memahami dan menerima situasinya, serta menempatkan diri sebagai teman.
b.    Centre based, yakni pendekatan dan penanganan anak jalanan di lembaga atau panti. Anak-anak yang masuk dalam program ini ditampung dan diberikan pelayanan di lembaga atau panti seperti pada malam hari diberikan makanan dan perlindungan, serta perlakuan yang hangat dan bersahabat dari pekerja sosial.
c.    Community based, yakni model penanganan yang melibatkan seluruh potensi masyarakat, terutama kelurga atau orang tua anak jalanan. Pendekatan ini bersifat preventif, yakni mencegah anak agar tidak masuk dan terjerumus dalam kehidupan di jalanan. Keluarga diberikan kegiatan penyuluhan tentang pengasuhan anak dan upaya untuk meningkatkan taraf hidup, sementara anak-anak mereka diberi kesempatan memperoleh pendidikan formal maupun informal, pengisian waktu luang, dan kegiatan lainnya yang bermanfaat. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat agar sanggup melindungi, mengasuh, dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya secara mandiri.
Berbagai pendekatan yang telah diuraikan di atas, tidak berarti satu pendekatan  yang ada lebih baik dari pendekatan yang lain. Pendekatan mana yang dipilih dan lebih tepat, akan banyak ditentukan oleh kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapi anak jalanan.[7]
Kasus-kasus penggusuran , pelarangan, penangkapan, pemukulan yang menimpa anak-anak jalanan juga menjadi bukti bagaimana pembangunan memenangkan struktur formal yang bermodal dan mampu membayar pajak kepada negara, sehingga public space of economy dikuasai dan dimonopoli oleh struktur formal. Selain itu formalisasi juga ditampilkan melalui praktek-praktek yang sama dengan legitimasi nilai bahwa pembangunan hanya akan berjalan akibat kontribusi sektor formal. Sementara sektor informal, dimana anak-anak jalanan tumbuh dan berkembang, sekali lagi dianggap sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan. Potret pembangunan memang deskriminatif dalam memberlakukan sektor informal, baik karena logika ekonomi yang dianut maupun karena legitimasi nilai formal yang melatarinya. Ada banyak perangkat nilai, norma ataupun hukum yang selalu digunakan untuk mencari pembenaran terhadap tindakan itu, bisa Perda, Program kebersihan dan ketetiban, peraturan penertiban, atau nilai-nilai sosial diskriminatif lainnya. Hukum-hukum  tersebut tidak mampu dihadapi oleh bocah-bocah kecil yang tidak mempunyai kekuasaan.
Dari urutan di atas dapat dilihat betapa kompleksnya masalah anak jalanan ini sehingga penanggulan anak jalanan ini tidak hanya dapat dilakukan secara efektif bila semua pihak tidak ikut melakukannya seperti pemerintah, LSM, masa media, individu-individu dan organisasi-organisasi keagamaan.
  Penanggulangan anak jalanan ini juga bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.    Melalui proram aksi langsung
Program ini biasanya ditujukan kepada kelompok sasarannya yaitu para anak jalanan, misalnya saja memberikan pendidikan non-formal, peningkatan pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan. Tipe pekerjaan ini biasanya yang dilakukan oleh LSM-LSM.
2.    Program peningkatan kesadaran masyarakat
Aktivitas program ini untuk menggugah masyarakat untuk mulai tergerak dan peduli terhadap masalah anak jalanan. Kegiatan ini dapat berupa penerbitan bulletin, poster, buku-buku, iklan layanan masyarakat di TV, program pekerja anak di radio dan sebagainya.[8]
Kalau diperinci satu per satu barang kali ada puluhan atau bahkan ratusan masalah yang dihadapi anak-anak jalanan. Namun, ada delapan masalah prioritas anak jalanan yang mendesak untuk segera ditangani oleh beberapa pihak. Kedelapan masalah pokok tersebut adalah:
a.    Gaya hidup dan perilaku anak jalanan yang acap kali membahayakan dan mengancam keselamatan diri sendiri, seperti ngelem, seks bebas, kebiasaan berkelahi, dan sebagainya.
b.    Ancaman gangguan kesehatan
c.    Minat dan kelangsungan pendidikan anak jalanan yang relatif rendah dan terbatas
d.   Kondisi ekonomi dan latar belakang kehidupan sosial-psikologis orang tua yang relatif miskin dan kurang harmonis
e.    Adanya bentuk intervensi dan sikap sewenang-wenang dari pihak luar terhadap anak jalanan, baik atas nama hukum karen aulah preman yang mencoba mengambil manfaat dari keberadaan anak jalanan
f.     Adanya kekeliruan persepsi dan sikap prejudice sebagian masyarakat terhadap keberadaan anak jalanan
g.    Adanya sebagian anak jalanan yang tengah menghadapi masalah khusus, baik kaibat ulahnya yang terencana, maupun karena ketidaktahuan terhadap bahaya dari sebuah tindakan tertentu, seperti hamil dalam usia yang terlalu dini akibat seks bebas
h.    Mekanisme koordinasi dan sistem kelembagaan penanganan anak jalanan yang belum berkembang secara mantap, baik antara pemerintahan dengan LSM maupun persoalan intern diantara lembaga itu sendiri.[9]
Bahwa bimbingan untuk anak jalanan itu  mengunakan  Pendekatan yang dipilih dan lebih tepat dengan masalah yang di hadapi oleh anak jalanan. Sebaiknya kalau menangani anak jalanan itu langsung terjun langsung di tempat tinggal anak-anak jalanan tinggal, kerena dengan terjun langsung kita bisa mengetahui masalah yang dihadapi anak jalanan tersebut, karena masalah anak jalanan itu tidak sama. Jadi itu lebih penting untuk menagani anak jalanan.
IV.         KESIMPULAN
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Berdasarkan hasil penelitian, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok (surbakti dkk. (eds.) 1997) yaitu children on the street, children of the street, children from families of the street.
anak jalanan sering hidup dan berkembang di bawah tekanan dan stigma atau cap sebagai penganggu ketertiban. Anak-anak yang hidup di jalanan, mereka bukan saja rawan dari ancaman tertabrak kendaraan, tetapi acap kali juga rentan terhadap serangan penyakit akibat cuaca yang tak bersahabat atau kondisis lingkungan yang buruk seperti tempat pembuangan sampah. Di kalangan anak-anak yang hidup di jalanan, memang kisah-kisah yang menyedihkan dan terkadang menguras air mata adalah hal yang biasa terjadi sehari-hari. faktor yang menyebabkan anak-anak terjerumus dalam kehidupan di jalanan, seperti:
a.    Kesulitan keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan
b.    Ketidakharmonisan rumah tangga orang tua
c.    Masalah khusus menyangkut hubungan anak dengan orang tua
d.   Ingin bebas
e.    Pengaruh teman
Penanganan anak jalanan bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a)    Melalui program aksi langsung
b)   Program peningkatan kesadaran masyarakat

V.            PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesemurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga mkalah ini dapat berguna dan menambah wawasan keilmuan kita.


DAFTAR PUSTAKA

http: //research.amikom.ac.id/indekx.php/DMI/article/view/4926, 20 April 2012, (13.00)
Suyanto, Bagong, Masalah Anak Sosial, Jakarta: Kencana, 2010




[1] Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 186-187
[2] http: //research.amikom.ac.id/indekx.php/DMI/article/view/4926, 20 April 2012, (13.00)
[3] Op.cit. Bagong Suyanto, hal. 194-196
[4] Ibid, Bagong Suyanto, hal. 196
[6] Op.Cit. Bagong Suyanto, hal. 198-199
[7] Ibid, Bagong Suyanto, hal. 200-202
[9] Op. Cit, Bagong Suyanto, hal. 203

4 komentar:

  1. permisi dan salam kenal
    dan juga saya mohon ijin untuk mengkopi sedikit dari banyak tulisan berjudul bimbingan dan konseling anak jalanan. dengan ijinnya semoga mbak dimudahkan riskinya amiinnn..

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga. . . .
      amin. . .
      ok g'pa2 semoga bermanfaat,,,
      qta harus saling membantu maz...

      Hapus


  2. Selamat Datang di Website OM AGUS
    Izinkan kami membantu anda
    semua dengan Angka ritual Kami..
    Kami dengan bantuan Supranatural
    Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat
    Mengagumkan…Bisa Menerawang
    Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore
    Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti
    Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..
    dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!!,hb=085-399-278-797
    Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual
    Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar
    dengan sangat Membutuhkan
    Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus
    OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya
    dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!
    Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini
    1. Di Lilit Hutang
    2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
    3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
    4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang

    Jangan Anda Putus Asa…Anda udah
    berada Di blog yang sangat Tepat..
    Kami akan membantu anda semua dengan
    Angka Ritual Kami..Anda
    Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya
    Saja… Jika anda Membutuhkan Angka Ghoib
    Hasil Ritual Dari=OM AGUS, 2D,3D,4D
    di jamin Tembus 100% silahkan:
    Hub : (OM AGUS)
    (085-399-278-797)
    Adapun Besar Pergantian
    Biayanya tergantung Paket Yang kami berikan

    BalasHapus
  3. TERIMA KASIH
    MY BLOG
    MY CAMPUS

    Fatma widya ningrum Fatma.wn08@gmail.com Blog.binadarma.ac.id/ay_ranius/

    BalasHapus