Jumat, 02 November 2012

TUJUAN BIMBINGAN KONSELING AGAMA


TUJUAN BIMBINGAN KONSELING AGAMA

I.         PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling sifatnya hanya merupakan bantuan, hal ini sudah diketahui dari pengertian atau definisinya. Bahwa bimbingan Islami merupakan proses pemberian bantuan  dari seorang yang ahli (konselor) kepada orang yang memiliki masalah (klien) untuk membantu mengatasi masalah.
Oleh karena itu, dalam proses bimbingan konseling agama agar dalam proses bimbingan konseling agama itu lancar, sesuai dengan rencana, maka dalam proses bimbingan harus mempunyai tujuan. Karena kalau dalam proses bimbingan konseling agama tidak mempunya tujuan yang ingin dicapai maka akan lama atau susah dalam membantu masalah klien. Sehingga tujuan dalam proses bimbingan konseling itu sangat penting. Maka dari itu seorang konselor harus mengetahui tujuan dari bimbingan itu sendiri.

II.      RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimanakah Pengertian Bimbingan Konseling Agama?
b.      Bagaimanakah tujuan Bimbingan Konseling Agama?

III.   PEMBAHASAN
1.      Pengertian Bimbingan Konseling Agama
Bimbingan Islami merupakan proses pemberian bantuan, artinya bimbingan tidak menentukan atau mengharuskan, melainkan sekedar membnatu individu. Individu dibantu, dibimbing, agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petuntuk Allah. Maksudnya sebagain berikut:
a.       Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodratnya yang ditentukan Allah, sesuai dengan sunnatullah, sesuai dengan hakekatnya sebagai makhluk Allah
b.      Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai denga pedoman yang telah ditentukan Allah melalui Rasul-Nya (ajaran Islam)
c.       Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berrati menyadari eksistensi diri sebagai makhluk Allah yang diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.
Dengan demikian bimbingan konseling agama (islam) merupakan proses bimbingan terhadap individu agar mampu hidup selaras yang berlandaskan Al-Qur’an dan As Sunnah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.[1]


2.      Tujuan Bimbingan Konseling Agama
Dalam perjalanan hidup, karena berbagai faktor atau latar belakang manusia selalu berhadapan dengan masalah (problem), yaitu menghadapi adanya kesenjangan antara yang seharusnya (ideal) dengan yang senyatanya. Orang  yang mengahadapi masalah, lebih-lebih jika berat, maka orang yang bersangkutan tidak merasa bahagia. Maka bimbingan berusaha membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Bimbingan dan konseling Islami berusaha membantu individu agar bisa hidup bahagia, bukan saja di dunia, melainkan juga di akhirat.
Dengan demikian, tujuan dari bimbingan, konseling, dan tujuan bimbingan dalam islam, yaitu:
1.         Tujuan Bimbingan
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat:
a.    Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupannya di masa yang akan datang
b.    Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c.    Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerja
d.    Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.
2.         Tujuan Konseling
Menurut Shertzer dan Stone tujuan konseling, yaitu:
a.    Mengadakan perubahan perilaku pada klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan
b.    Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif
c.    Penyelesaian masalah
d.    Mencapai keefektifan pribadi
e.    Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.[2]
3.         Tujuan Bimbingan Konseling dalam Islam
1)      Tujuan umum bimbingan konseling Islam
Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.[3]
2)      Tujuan khusus bimbingan konseling Islam
a.    Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental
b.    Untuk menghasilkan  kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya
c.    Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi. Kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang
d.    Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya
e.    Untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.[4]
f.     Membantu individu/kelompok individu mencegah timbulnya masalah-masalah dalam kehidupan keagamaan, antara lain dengan cara :
1.   Membantu individu menyadari fitrah manusia
2.   Membantu individu mengembangkan fitrahnya (mengaktualisasikannya)
3.   Membantu individu memahami dan menghayati ketentuan dan petunjuk Allah dalam kehidupan keagamaan
4.   Membantu individu menjalankan ketentuan dan petunjuk Allah mengenai kehidupan keagamaan.
g.    Membantu individu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan keagamaannya, antara lain dengan cara :
a.    Membantu individu memahami problem yang dihadapinya ;
b.   Membantu individu memahami kondisi dan situasi dirinya dan lingkungan;
c.    Membantu individu memahami dan menghayati berbagai cara untuk mengatasi problem kehidupan keagamaannya sesuai dengan syariat Islam;
d.   Membantu individu menetapkan pilihan upaya pemecahan problem keagamaan yang dihadapinya.
h.    Membantu individu memelihara situasi dan kondisi kehidupan keagamaan dirinya yang telah baik agar tetap baik dan atau menjadi lebih baik.[5]
i.      Untuk mengungkapkan kemampuan dasar mental-spiritual dan agama dalam pribadi anak agar diaktualisasikan dan difungsionalkan menjadi tenaga pendorong (motivator) bagi peningkatan proses kegiatan belajar mengajar anak didik.
j.      Berusaha meletakkan kemampuan mental-spiritual tersebut sebagai benteng pribadi anak didik dalam menghadapi tantangan dan rongrongan dari luar dirinya, baik yang berbentuk mental maupun yang berbentuk material.
k.    Berusaha menanamkan sikap dan orientasi kepada hubungan dalam empat arah yaitu dengan Tuhannya, dengan masyarakatnya, dengan alam sekitarnya dan dengan dirinya sendiri sehingga menjadi pola hidup yang bersendikan nilai-nilai agamanya.
l.      Berusaha mencerahkan kehidupan batin sehingga segala kesulitan yang dihadapi, akan mudah diatasi dengan kemampuan mental rohaniahnya.[6]
IV.    KESIMPULAN
Bimbingan Konseling Agama (Islam) merupakan proses bimbingan terhadap individu agar mampu hidup selaras yang berlandaskan Al-Qur’an dan As Sunnah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dalam proses bimbingan konseling agama itu sangat penting adanya ditetapkan tujuan, karena seorang konselor itu itu harus mengetahui tujuan dari bimbingan konseling agama itu sendiri.
Dalam perjalanan hidup, karena berbagai faktor atau latar belakang manusia selalu berhadapan dengan masalah (problem), yaitu menghadapi adanya kesenjangan antara yang seharusnya (ideal) dengan yang senyatanya. Orang  yang mengahadapi masalah, lebih-lebih jika berat, maka orang yang bersangkutan tidak merasa bahagia. Maka bimbingan berusaha membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Dalam Bimbingan dan konseling Islami berusaha membantu atau memiliki tujuan membantu individu agar bisa hidup bahagia, bukan saja di dunia, melainkan juga di akhirat.

V.       PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.








DAFTAR PUSTAKA
Adz-Dzaky , Hamdani Bakran, Konseling & psikoterapi Islam, Jogyakarta:  Fajar Pustaka Baru, 2004
Musnamar, Thohari, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan & Konseling islami, Yogyakarta: UII Press, 1992
Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan & Konseling dalan Berbagai Latar Kehidupan, Bandung: PT Refika Aditama, 2006
http://www.dedeyahya.com/2011/05/makalah-bimbingan-koneseling-agama.html




























[1] Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan & Konseling islami, Yogyakarta: UII Press, 1992, hal:5
[2] Achmad Juntika nurihsan, Bimbingan & Konseling dalan Berbagai Latar Kehidupan, Bandung: PT Refika Aditama,2006, hal: 8-12
[3] Op.cit, Thohari Musnamar, hal: 34
[4] Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling & psikoterapi Islam, Jogyakarta:  Fajar Pustaka Baru, 2004, hal:221
[6] http://www.dedeyahya.com/2011/05/makalah-bimbingan-koneseling-agama.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar